Penerapan Realistic Mathematics Education Dalam Memberdayakan Critical Thinking Skills Siswa

 Pada abad 21 ini belajar melalui hafalan sudah tidak sesuai den�gan paradigma pembelajaran yang menekankan pemahaman secara kognitif. Peserta didik harus belajar lebih cepat dan mempunyai banyak pengetahuan melalui pengalaman langsung, karena dengan pengala�man langsung maka peserta didik akan mempunyai pengetahuan lebih banyak untuk dipahami. Untuk menghadapi tantangan abad 21 tersebut peserta didik tidak cukup dilengkapi dengan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung atau lebih dikenal dengan ”Tree Rs” (reading, writing, arithmetic) saja, tetapi juga membutuhkan kompetensi masyarakat secara global, yaitu keterampilan berpikir kritis, keterampilan komunikasi, kolaborasi, dan kreativitas, atau disebut sebagai ”Four C’s” (Critical Thinking Skills, Communication

  Skills, Collaboration, Creative Thinking Skills). Keterampilan dasar yang ha�rus dimiliki peserta didik pada abad 21 ini salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif. Pembelajaran dengan mengutamakan kemampuan berpikir kritis mampu mendukung tercapainya prestasi belajar yang lebih tinggi. Peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi tentu akan memiliki prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan peserta didik yang memiliki kemam�puan berpikir kritis rendah. Proses berpikir kritis membutuhkan tingkat keterampilan kognitif yang lebih tinggi dalam pengolahan informasi. Oleh karena itu, kemampuan berpikir kritis penting untuk diberdayakan. Guru harus terbiasa memberdayakan kemampuan berpikir kritis peserta didik walaupun awalnya

Skills, Collaboration, Creative Thinking Skills). Keterampilan dasar yang harus dimiliki peserta didik pada abad 21 ini salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif. Pembelajaran den�gan mengutamakan kemampuan berpikir kritis mampu mendukung tercapainya prestasi belajar yang lebih tinggi. Peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi tentu akan memiliki prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah. Proses berpikir kritis membutuhkan tingkat keterampilan kognitif yang lebih tinggi dalam pengolahan informasi. Oleh karena itu, kemampuan berpikir kritis penting untuk diberdayakan. Guru harus terbiasa memberdayakan kemampuan berpikir kritis peserta didik walaupun awalnya 

Skills, Collaboration, Creative Thinking Skills). Keterampilan dasar yang harus dimiliki peserta didik pada abad 21 ini salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif. Pembelajaran dengan mengutamakan kemampuan berpikir kritis mampu mendukung tercapainya prestasi belajar yang lebih tinggi. Peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi tentu akan memiliki prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah. Proses berpikir kritis membutuhkan tingkat keterampilan kognitif yang lebih tinggi dalam pengolahan informasi. Oleh karena itu, kemampuan berpikir kritis penting untuk diberdayakan. Guru harus terbiasa memberdayakan kemampuan berpikir kritis peserta didik walaupun awalnya 

interpretasi, dan penemuan kembali dalam RME menggunakan konsep matematisasi horizontal dan vertikal, yang diinspirasi oleh cara-cara pemecahan informal peserta didik. Penerapan RME dalam pembe�lajaran matematika di SMK Negeri 1 Wanayasa kelas XII TKJ, guru menuntun dan mengarahkan peserta didik kepada cara penyelesaian yang benar dan mereka sendiri pula yang menemukan cara tersebut melalui arahan guru. Dalam pelaksanaanya, RME menyediakan masalah nyata yang biasa ditemui oleh peserta didik dan diharapkan pada saat mengerjakan soal matematika, peserta didik mampu membayangkan serta memahami setiap masalah yang ada. Selain itu, pendekatan RME juga menekankan bahwa matematika merupakan aktivitas manusia, sehingga dalam proses pembelajaran lebih menekankan pada masalah realitas. 

Sintaks model RME dinilai telah memiliki tahapan jelas, sistematis, logis, dan dapat digunakan untuk mengukur critical thinking skill. Model dilengkapi perangkat pembelajaran dalam bentuk modul dan lembar kerja. Peserta didik sebagai sasaran penerapan model, dapat memahami materi, mampu bekerja secara kooperatif, dan memberdayakan keterampilan bepikir kritis dampak instruksional dari penerapan model RME. Peserta didik dinilai mampu berkomunikasi dengan baik dan memecahkan sebuah fenomena secara aktif serta dapat menjalin hubungan personal apabila menerapkan model tersebut. Model dinilai dapat memberi peluang peserta didik untuk berinisiatif, responsif, inovatif, dan komunikatif. 

About admin

Check Also

Pentingnya grammar dalam pengajaran bagi guru dan siswa

Menurut Patel & Praveen (2008:141) grammar adalah suatu  pernyataan  scientific yang menghubungkan  kata – kata …