TETAP SAKTI DI BUMI PERTIWI
Oleh Hajudin Alwi
Akhir-akhir ini sering muncul unggahan tentang seseorang yang diminta menghafal Pancasila. Ada sebagian yang tampil gagap dan terbata-bata, tetapi ada pula yang sembarangan dan kedodoran. Anehnya tayangan demikian sering menjadi sarana hiburan. Padahal jika dikaitkan dengan Pancasila sebagal dasar negara, kejadian ini menjadi fenomena yang sangat menyedihkan. Aspek ketidakfahaman jika dikaji secara seksama barangkali bermula sejak memasuki era reformasi dengan ciri munculnya euphoria kebebasan. Salah satu dampak yang dapat terdeteksi antara lain terjadi pada pengajaran PKn di sekolah dengan alokasi jam yang kurang memadai. Kegiatan sosialisasi Pancasila di masyarakat Juga tidak sesemarak dibandingkan dengan beberapa dasawarsa sebelumnya.
Padahal jika Pancasila sudah mandarah daging di dada setiap anak bangsa, maka Indonesia dapat menjelma menjadi negeri impian. Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negeri yang warga negaranya berakhlak teruji dan terpuji Suasana rohani masyarakat benar-benar teduh karena taat menjalankan ibadah dengan sungguh-sungguh. Rukun dan damai diwujudkan dengan saling menghormati tanpa bercaci maki. Walau berbeda agama, tetapi tetap menjalin silaturahim dan pantang dipecah belah. Antar pemeluk agama, tidak dikenal istilah mayoritas dan minoritas. Karena terminologi sensitif ini cenderung lebih banyak mengundang friksi. Perselisihan yang menyangkut persoalan keagamaan dapat dipecahkan dengan mengedepankan persatuan dan kesatuan. Kemuliaan ajaran agama djadikan sebagai sumber pengamalan sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Ritme kebatinan setiap penduduk selalu liputi rasa aman dan nyaman. Hal ini tercipta karena aparat penegak hukum selalu mengayomi bukan menakuti Setiap warga negara dijamin hak-haknya oleh negara demi kemaslahatan bernegara. Hukum benar benar didudukkan sebagai panglima sehingga masyarakat merasakan perlakuan yang sama. Semua sama di mata hukum, tidak ada warga yang diistimewakan maupun yang direndahkan. Sehingga tidak muncul sindiran bahwa hukum tajam ke bawah dan tumpul ke atas.Demikian pula dalam kehidupan bermasyarat, setiap warga selalu menjaga rasa setia kawan dan memegang teguh prinsip gotong royong Berat sama dipikul dan ringan sama dinine Ruh dari sila Kemanusaan yang adil dan beradab sangat dijiwai oleh seluruh lapisan masyarakat dengan keteladanan dari para pemimpin dan pejabat.
Persatuan dan kesatuan menjadi komitmen ya yang ditentang. Bahkan seluruh warga negara dengan dipelopori TNI selalu menjunjung tinggi slogan NKRI harga mati Sistem pertahanan dan keamanan semesta melibatkan partisipasi seluruh rakyat dalam membela bangsa dan negara. Bhinneka tunggal ka merupakan semboyan yang menjunjung tinggi persatuan di atas perbedaan. Walau berbeda suku, budaya dan bahasa daerah tetapi tetap berpegang teguh pada sumpah pemuda. Tidak dikenal dikotomi putra daerah dan pendatang di suatu wilayah, tetapi yang ada hanya warga negara Indonesia Pendidikan Pancasila di sekolah maupun sosialisasi di masyarakat dilaksanakan secara massiv dan terstruktur. Sendi kehidupan berbangsa dan bernegara sanakan sejak dini sehingga setiap generasi memiliki rasa nasionalisme yang tinggi dengan mengamalkan sila persatuan Indonesia
Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawarata dan perwakilan menjadi landasan dalam menjalankan kehidupan bersama Azas musyawarah untuk mencapai mufakat menjadi langkah utama dalam menelurkan setiap keputusan. Dengan demikian, hasil kesepakatan dapat diterima dengan lapang dada baik bagi yang pro maupun yang kontra. Prinsip kebersamaan ini dibudayakan dari tingkat lokal sampal level nasional. Walaupun kebebasan bersuara dijamin seluas luasnya, namun tidak pernah ada berita hoax dan saling silang. Pemilihan umum dilangsungkan benar-benar luber dan jurdil. Tabu bagi penyelenggara pemilu untuk bersimpang arah. Begitu pula haram hukumnya budaya menebar dan terima amplop serta segala bentuk money politics dalam pesta demokrasi. Alhasil, para anggota dewan dan pejabat hasil pemilihan memiliki komitmen kuat untuk memperjuangkan kepentingan rakyat
Sistem ekonomi dibangun atas dasar sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Koperasi menjadi saka guru perekonomian negara Kekayaan alam termasuk bumi danair diperuntukkan sebesar-besarnya bagi kemakmuran bersama. Perhatian pemerintah sepenuhnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Prinsip kekeluargaan dalam berekonomi tidak memberi tempat bagi praktek monopoli dan konglomerasi. Para pejabat dan pemimpin diantisipasi agar tanda tangannya tidak tercemari dengan perbuatan korupsi. Kepemilikan perorangan diatur oleh undang-undang sehingga tidak terjadi ada orang yang terlalu kaya dan terlalu miskin.
Kemudian daripada itu, Tetap Sakti di Bumi Pertiwi merupakan harapan dan doa, semoga Pancasila tetap kokoh menjadi dasar negara Republik Indonesia.