Agar PPK Berhasil Butuh Keteladanan dan Ketegasan

Agar PPK Berhasil Butuh Keteladanan dan Ketegasan

            UU,perpres atau permen tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) hanyalah kertas la tak O akan mengubah apa pun. Termasuk karakter murid. Yang bisa mengubah karakter murid adalah implementasi PPK di lapangan Banyaknya keluhan tentang karakter pelajar khususnya yang berkait dengan kemandirian, gotong royong, kesantunan, kejujuran, nasionalisme dil menunjukkan bahwa ada persoalan dalam implementasi Ppk di lapangan

            Guru SMKN 11 Semarang Eko Sunaryo SHI mengemukakan praktik pendidikan yang dilakukan sekolahnya untuk menanamkan dan memperkuat nilai kemandirian, sangat memperhatikan pendidikan karakter siswa terutama kelas X. Karena dosis kelas X siswa mulai mencari dan menentukan Jatidiri mereka bahkan kami secara khusus menghadirkan tentara dalam prosesnya untuk melatih disiplin dan kemandirian siswa Termasuk dalam pendidikan kepramukaan kami masukan program kemandirian” ungkapnya 

            Tentang praktik pendidikan yang dilakukan sekolah untuk menanamkan dan memperkuat nilal nasionalisme, dijelaskan Eko dimasukkan paket materi bela Negara dan kesamaptaan dari kelas X XI XII

        Mengenai praktik pendidikan yang dilakukan sekolah untuk menanamkan dan memperkuat nilai ketuhanan Guru PAI dan BP Ini mengatakan untuk nilai keTuhanan, di bidang keagamaan inklud dalam program OSIS dan sekolah

            Terkait keberhasilan pelaksanan PPK di sekolah. Ketua Gudep SMKN 11 ini mengatakan berhasil pada tiga bulan pertama setelah PPK Akan tetapi mulai luntur seiring berjalannya waktu dan butuh control evaluasi dan kerjasama semua pihak dari warga sekolah agar kul sinakul bahu membahu bersama, bekerja sama dan dibutuhkan keteladanan serta ketegasan dari guru dan pihak sekolah selain menegakkan aturan dan memberikan sanksinya.

        Eko mengaku yang sulit dikembangkan adalah disiplin dan tanggung jawab, karena Itu butuh proses yang rutin, pengawalan dan control yang tegas dari semua elemen di sekolah karakter berikutnya adalah kejujuran. 

            Guru SMAN 1 Gemolong Sragen Arief Rahmawan, MPd mengemukakan program sekolah untuk menanamkan kemandirian tercermin dalam kegiatan perkemahan, pendidikan latihan setiap organisasi yang diselenggarakan selama beberapa hari di sekolah, Selain itu melalui pembiasaan mengantre dalam hal apapun di sekolah, pemeriksaan kebersihan kelas, pemeriksaan kebersihan dan kerapian dalam berpakaian Kemandirian juga tercermin pada kegiatan ektrakurikuler 

            Adapun praktik pendidikan yang dilakukan di SMAN 1 Gemolong berkait penanaman dan pengemtagan nitai nasionalisme dengan menyelenggarakan kegiatan upacara rutin setiap hari Senin dan pada peringatan hari-hari besar Nasional pendidikan bela negara melalut kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan tanea bencana/duka yang đialami oleh orang lain, pelatihan pelatihan dasar kepemimpinan untuk setiap organisasi di sekolah. Menurut Arif, penanaman nasionalisme secara terintegrasi pada seluruh mata pelajaran, lomba-lomba Ariet Rahmawan, pada jeda semester menyimak lagu Indonesia diawal pelajaran dan lagu-lagu nasional daerah pada akhir pembelajaran.

            Guru Bahasa Indonesia ini menambahkan pada penguatan nilai-nilai Ketuhanan, se kolahnya mengintegrasikannya pada seluruh mata pelajaran dan lebih khusus pada mata pelajaran pendidikan agama. Selain itu tercermin pada budaya sekolah seperti mengawali dan mengakhiri Kegiatan dos, membaca kitab suci 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Penyelenggaraan peringatan han besar sesuai agama masing-masing dalam wadah organisasi kerohanian, kajian rutin dan Insidental untuk shwa muslim kegiatan asistensi kegiatan tanti untuk warga muslim, kerja sama dengan gereja dan pura untuk siswa nonmuslim.

            Menurut Arief selama ini praktik pendidikan yang sudah diterapkan di sekolah cukup efektif. Hasilnya tampak pada perubahan perilaku peserta didik. Namun demikian, tetap saja ada beberapa peserta didik yang belum paham dan menerapkan secara menyeluruh karakter yang sudah dibiasakan di sekolah.

            Arief berpendapat sebenarnya nilai-nilai karakter itu sifatnya integratif sehingga tidak dapat dipisah-pisahkan karakter mana yang sulit atau mudah dikembangkan. Karena hakikatnya pengembangan karakter melalui kegiatan pembiasaan dalam budaya sekolah, integratif mata pelajaran, ektrakurikuler itu saling berkaitan. Namun demikian, menurutnya penanaman karakter yang paling menemui banyak kendala adalah penanam karakter pada nilai integritas. Nilai karakter integritas seperti kesopanan, kebaikan, kejujuran, moralitas, kebenaran, kebajikan, dan hal-hal yang bernilai kebaikan perlu mendapat perhatian dan perlakuan lebih khusus oleh orang tua di rumah dan sekolah. Pada diri peserta didik pun harus turut mengimplementasikan nilai-nilai tersebut secara konsisten. (Laras)

Sumber : 

Eko Suryono,S.HI

Arief Rahmawan,S.Pd., M.Pd.

About admin

Check Also

YUK KENALI HARI BAHASA IBU

                        Adakah di antara kalian yang sudah mendengar sebuah hari …